Iklan

Minggu, 04 Juni 2023

Lencana Mengabdi Desa

Lencana Mengabdi Desa.

Apa yang ingin aku nyatakan untukmu wahai para pendahulu dan yang terkemudian, hanyalah sebuah harapan, " Tuhan, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengasih dan Penyayang, dengan ilmu-Mu maka sayangilah mereka ". 

Dalam sekeping hati ini, telah kusimpan bukti dari buah karya bhakti atas lencana para pengabdi. Serta dari relung sanubari yang terdalam, sungguh mengendap selaksa kerinduan, padamu wahai para pendahulu.
Yang kutahu, bahkan engkau tidak tahu manisnya madu, namun tahu persis pahitnya empedu. 
Allohuma firlahuma.

Untukmu wahai yang datang terkemudian.
Ingatlah selalu bahwa ;
Lencana adalah rencana, adalah kencana, adalah bencana.

JIKA dengan lencana ;
~Engkau menyatukan gerak, tekad, dan harapan manusia dari berbagai bentuk dan warna, itulah "rencana".
~Engkau bangun segala aspek kehidupan dunia berdasar keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, itulah "kencana".
~Dan bilamana dengan lencana, engkau melupakan Tuhan, itulah "bencana".

Pengingat untukmu duhai yang datang terkemudian.
Dengan bijaksana, sesepuh pernah mengatakan, " Amanat itu diberikan, bukan diminta, apalagi diperjual belikan ".

Beberapa saat yang lalu, rupanya, gerbang langit telah menurunkan tangga berjenjang berkarpet merahnya ke Satuan Pemukiman kita.

Bahkan para pengabdi pun, satu persatu beranjak naik pergi meninggalkan kita dengan segala corak dan kemegahan lencananya.

Disana, di ufuk langit yang tiada berbintang....pada suatu alam yang tiada lagi dendam.
Para pendahulu, menanti kita dengan penuh kerinduan. 

The whisper of the wind.
On the way home.
Oku in memory.
Windusari, selalu dekat di hati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CERITA DARI NAVIA

CERITA DARI NAVIA       Gemerlapnya lampu malam di kota Surabaya ini,dan syahdunya alunan musik dari sebuah bar melayu mengingatkanku pada k...